Senyummu Masih Jadi Lagu
Senyummu Masih Jadi Lagu

Senyummu Masih Jadi Lagu: Puisi Gamon yang Bikin Baper!

Diposting pada

Pernah nggak sih, kamu tiba-tiba teringat seseorang… dan senyumnya langsung nyetel ulang di kepala kayak lagu favorit yang nggak bisa di-skip? Nah, puisi gamon ini bikin perasaan itu meletup-letup lagi. Buat yang pernah merasakan ‘senyummu masih jadi lagu’, siapin hati, karena ini bakal bikin baper level dewa!

Senyummu Masih Jadi Lagu

Senyummu masih tersimpan rapi,
Bagai melodi yang tak lekang oleh waktu,
Mengalun pelan di ruang sunyi,
Menghiasi malam yang bisu.

Kau tinggalkan nada-nada rindu,
Di setiap hela nafas yang tertahan,
Aku mencoba menepis bayangmu,
Tapi lagu itu terus bergema.

Seperti dentang gitar yang retak,
Mengiris sunyi yang tak terucap,
Kau pergi, tapi nada itu tetap,
Menggema di ruang hatiku yang lapang.

Aku ingin lupakan syairmu,
Tapi mataku masih menulis lirik,
Di setiap langkah, di setiap waktu,
Senyummu abadi dalam diksi.

Jika rindu adalah partitur,
Maka kau adalah nada dasarnya,
Tak perlu orkestra, tak perlu koor,
Cukup senyummu yang bernyawa.

Kadang kuputar ulang kenangan,
Seperti lagu yang tak bosan didengar,
Tertawa, lalu diam sejenak,
Karena ternyata kau sudah tiada.

Di sudut kota yang ramai,
Kutemukan bayangmu di keramaian,
Suaramu sayup terdengar lagi,
Bagai refrain yang tak pernah padam.

Malam ini hujan turun perlahan,
Membasuh lirik-lirik usang,
Tapi kenanganmu tetap tertahan,
Di antara not yang tak bisa kupecahkan.

Aku ingin hapus semua rekaman,
Tapi jari ini tak tega untuk menghapus,
Karena di setiap hening, di setiap zaman,
Senyummu tetap jadi soundtrack terbaik.

Jika suatu saat nanti kita bertemu,
Akankah kau nyanyikan lagu yang sama?
Atau kau biarkan aku sendiri,
Terjebak dalam chorus tanpa nada?

Kini kuberanikan diri,
Untuk mematikan radio kenangan,
Tapi di tengah kesunyian ini,
Masih kudengar senyummu bernada.

Mungkin ini bukan cinta,
Tapi sekadar lagu yang tersisa,
Sebuah melodi tanpa kata,
Yang terus memanggil-manggil rindu.

Di ujung senja yang kelam,
Kutemukan kaset usang bernama “kamu”,
Kusimpan rapi, kudengarkan diam-diam,
Senyummu masih mengisi ruang.

Aku belajar untuk ikhlas,
Melepas nada-nada yang tersesat,
Tapi di setiap jeda, di setiap hentak,
Senyummu tetap jadi lagu terakhir.

Dan bila nanti waktu memudarkanmu,
Seperti pita kaset yang aus,
Aku akan tetap ingat,
Senyummu adalah lagu yang takkan usai.

“Nah, gimana? Puisi ‘Senyummu Masih Jadi Lagu’ tadi bikin kamu ikut baper juga nggak? 😄

Kadang, kenangan emang kayak lagu favorit, sekali nyetel, susah berhenti. Tapi jangan lama-lama di-repeat-nya, ya! Hidup harus tetap jalan, walau senyum seseorang masih sesekali nyempil di kepala kayak chorus yang nggak diundang.

Jangan lupa share ke temen-temen yang hobi baperan biar pada merana barengan~ ✌️

Baca puisi lainnya tentang gamon, romansa dan rindu